Kamis, 30 Desember 2010

KEHARAMAN RIBA



عن ابن عباس رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلّى الله عليه و سلّم : (إِنِّي رَأَيْتُ الْجَنَّةَ فَتَنَاوَلْتُ عُنْقُودًا وَلَوْ أَصَبْتُهُ لَأَكَلْتُمْ مِنْهُ مَا بَقِيَتْ الدُّنْيَا) متفق عليه

"Dari sahabat Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu ia menceritakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Aku melihat surga, kemudian aku berusaha untuk mengambil setandan buah anggur, seandainya aku berhasil mengambilnya, niscaya kalian akan dapat memakannya selama dunia masih ada." (HR. Muttafaqun 'alaih).
Demikianlah bila keberkahan benar-benar telah dilimpahkan kepada sesuatu hal, sampai-sampai setandan buah anggur dapat dimakan oleh umat manusia sepanjang masa. Hal ini bukanlah suatu hal yang mustahil, sebagai salah satu pembuktiannya, marilah kita simak kisah berikut,

عن عَائِشَةَ رضي الله عنها أن النبي صلّى الله عليه و سلّم كان يَأْكُلُ طَعَاماً في سِتَّةِ نَفَرٍ من أَصْحَابِهِ فَجَاءَ أعرابي فَأَكَلَهُ بِلُقْمَتَيْنِ فقال النبي صلّى الله عليه و سلّم : (أَمَا إنه لو كان ذَكَرَ اسْمَ اللَّهِ لَكَفَاكُمْ). رواه أحمد والنَّسائي وابن حبان

"Dari sahabat 'Aisyah radhiallahu 'anha, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu saat sedang makan bersama enam orang sahabatnya, tiba-tiba datang seorang Arab baduwi, lalu ia memakan makanan beliau dalam dua kali suapan. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Ketahuilah, seandainya ia menyebut nama Allah (membaca Basmallah-pen), niscaya makanan itu akan mencukupi kalian." (Riwayat Ahmad, an-Nasai dan Ibnu Hibban).
Demikianlah contoh nyata pada makanan yang diberkahi dan yang tidak diberkahi.
Bila kita telah memahami hadits di atas, maka akan menjadi mudah bagi kita untuk memahami sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut,

طعام الواحد يكفي الاثنين وطعام الاثنين يكفي الأربعة

"Makanan satu orang dapat mencukupi dua orang, dan makanan dua orang dapat mencukupi empat orang." (Riwayat ath-Thabrani, dan lain-lain).
Kelima: Allah Ta'ala menyifatkan pemakan riba sebagai "orang yang senantiasa berbuat kekafiran / ingkar, dan selalu berbuat dosa".
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, "Sesungguhnya, pemakan riba tidak rela dengan pembagian Allah untuknya, berupa rezeki yang halal, dan merasa tidak cukup dengan syariat Allah yang telah membolehkan untuknya berbagai cara mencari penghasilan yang halal. Oleh karenanya, ia berusaha untuk mengeruk harta orang lain dengan cara-cara yang batil, yaitu dengan berbagai cara yang buruk. Dengan demikian, sikapnya merupakan pengingkaran terhadap berbagai kenikmatan, dan amat zhalim lagi berlaku dosa, yang senantiasa memakan harta orang lain dengan cara-cara yang batil." (Tafsir Ibnu Katsir, 1/330).
Keenam: Allah Ta'ala memerintahkan kaum muslimin agar bertakwa, dan hakikat ketakwaan adalah menjalankan segala perintah dan meninggalkan segala larangan. Bukan hanya hal-hal yang nyata-nyata haram, bahkan hal-hal yang tergolong sebagai syubhat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan umatnya untuk meninggalkannya.

(إن الحلال بين، وإن الحرام بين، وبينهما أمور مشتبهات لا يعلمهنَّ كثير من الناس، فمن اتقى الشبهات فقد استبرأ لدينه وعرضه، ومن وقع في الشبهات وقع في الحرام، كالراعي يرعى حول الحمى يوشك أن يرتع فيه، ألا وإن لكل ملك حمى ألا وإن حمى الله محارمه. ألا وإن في الجسد مضغةً، إذا صلحت صلح الجسد كله وإذا فسدت فسد الجسد كله، ألا وهي القلب). رواه البخاري ومسلم
"Sesungguhnya yang halal itu nyata dan yang haram itu nyata pula, dan antara keduanya (halal dan haram) terdapat hal-hal yang diragukan (syubhat), banyak orang yang tidak mengetahuinya. Maka barang siapa menghindari syubhat, berarti ia telah menjaga agama dan kehormatannya. Dan barang siapa yang terjatuh ke dalam hal-hal syubhat, niscaya ia terjatuh ke dalam hal yang diharamkan. Perumpamaannya bagaikan seorang penggembala yang menggembala (gembalaannya) di sekitar wilayah larangan, tak lama lagi gembalaannya akan memasuki wilayah itu. Ketahuilah, bahwa setiap raja memiliki wilayah larangan. Ketahuilah, bahwa wilayah larangan Allah adalah hal-hal yang Ia haramkan. Ketahuilah, bahwa di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging (jantung), bila ia baik niscaya seluruh jasad (raga) akan baik, dan bila ia rusak, niscaya seluruh jasad akan rusak pula. Ketahuilah, segumpal daging itu ialah jantung.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Ketujuh: Perintah tegas agar meninggalkan riba. Dan dari perintah tegas semacam inilah disimpulkan hukum wajibnya sesuatu. Dengan demikian, meninggalkan riba adalah wajib hukumnya. Bila suatu hal telah diwajibkan untuk ditinggalkan, maka tidak diragukan lagi akan keharamannya.
Kedelapan: Allah menjadikan perbuatan meninggalkan riba sebagai bukti akan keimanan seseorang, dengan demikian dapat dipahami bahwa orang yang tetap memakan riba berarti imannya cacat dan tidak sempurna.
Kesembilan: Allah Ta'ala mengumandangkan peperangan dengan orang-orang yang enggan meninggalkan riba.
Sahabat Ibnu 'Abbas radhiallahu ‘anhu menjelaskan maksud ini dengan berkata, "Yakinilah (wahai para pemakan riba) bahwa Allah dan Rasul-Nya pasti memerangi kalian." (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir ath-Thabary dalam kitab Tafsir-nya, 3/107).
Pada riwayat lain, beliau berkata, "Kelak pada hari Kiamat, akan dikatakan kepada pemakan riba, ‘Ambillah senjatamu untuk berperang (melawan Allah dan Rasul-Nya)." (Idem: 3/101).
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, "Allah Ta'ala menekankan hukum keharaman riba dengan suatu hal yang paling berat dan keras, yaitu berupa peperangan pemakan riba melawan Allah dan Rasul-Nya, Allah Ta'ala berfirman,
فَإِن لَّمْ تَفْعَلُواْ فَأْذَنُواْ بِحَرْبٍ مِّنَ اللّهِ وَرَسُولِهِ
"Maka, jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu". Pada ancaman ini, dinyatakan bahwa pemakan riba adalah orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana Allah juga telah mengumandangkan peperangan dengannya. Ancaman semacam ini tidak pernah ditujukan kepada pelaku dosa besar selain memakan riba, perampokan dan upaya membuat kerusakan di muka bumi (sebagaimana disebutkan dalam ayat 33 surat al-Maidah). Hal ini dikarenakan masing-masing dari keduanya sedang berupaya membuat kerusakan di muka bumi. Perampok membuat kerusakan dengan kekuatannya dan tindak sewenang-sewenangnya terhadap orang lain. Sedangkan pemakan riba, berbuat kerusakan dengan sikapnya yang enggan memudahkan kesusahan orang lain melainkan dengan cara membebankan kepada mereka kesusahan yang lebih berat. Allah mengabarkan, bahwa para perampok sedang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan Allah mengumandangkan kepada pemakan riba peperangan dari-Nya dan dari Rasul-Nya." (Thariqul Hijratain wa Babus Sa'adatain, oleh Ibnul Qayyim, 558-559).
Kesepuluh: Allah Ta'ala menyifatkan orang yang berhenti dari memungut riba dan hanya memungut modalnya (uang pokoknya) saja, dengan firman-Nya, "Kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya." Dari penggalan makna ayat ini dapat dipahami dengan jelas, bahwa orang yang memungut riba, berarti ia telah berbuat zhalim atau aniaya terhadap saudaranya, karena ia telah mengambil sebagian dari hartanya dengan cara-cara yang tidak dibenarkan dalam syariat.
Kesebelas : Allah Ta'ala menjadikan riba sebagai lawan dari sedekah.
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berkata, "Allah Yang Maha Suci telah menyebutkan sikap seluruh manusia dalam hal harta benda pada akhir surat al-Baqarah, yaitu terbagi menjadi tiga bagian: adil, zhalim, dan keutamaan. Keadilan berupa akad jual beli, zhalim berupa perbuatan riba, dan keutamaan berupa sedekah. Kemudian Allah memuji orang-orang yang bersedekah dan menyebutkan pahala mereka, Ia mencela pemakan riba dan menyebutkan hukuman mereka, dan Ia membolehkan jual beli serta hutang-piutang hingga tempo yang telah ditentukan." (I'ilamul Muwaqqi'in oleh Ibnul Qayyim, 2/37.).
Dan di antara dalil dari hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menunjukkan akan haramnya riba, ialah hadits berikut:
عن جابر قال: لعن رسول الله صلّى الله عليه و سلّم آكل الربا وموكله وكاتبه وشاهديه، وقال: (هم سواء) رواه مسلم
“Dari sahabat Jabir radhiallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melaknat pemakan riba (rentenir), orang yang memberikan / membayar riba (nasabah), penulisnya (sekretarisnya), dan juga dua orang saksinya. Dan beliau juga bersabda: ‘Mereka itu sama dalam hal dosanya.’" (HR. Muslim).
Orang yang dilaknat ialah orang yang dijauhkan atau didoakan agar dijauhkan dari kerahmatan Allah Ta'ala.
Agar kita semua semakin memahami tentang betapa besarnya dosa memakan harta riba, maka saya mengajak pembaca untuk merenungkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut yang menjelaskan kadar dosa memakan harta riba,
(الربا اثنان وسبعون بابا، أدناها مثل إتيان الرجل أمه، وإن أربى الربا استطالة الرجل في عرض أخيه). رواه الطبراني وغيره، وصححه الألباني.
"(Dosa) riba itu memiliki tujuh puluh dua pintu, yang paling ringan ialah semisal dengan (dosa) seseorang yang menzinai ibu kandungnya sendiri. Dan sesungguhnya riba yang paling besar ialah seseorang yang melangggar kehormatan / harga diri saudarnya." (Riwayat ath-Thabrany dan lainnya serta dishahihkan oleh al-Albany).
Pada hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
(إن الدرهم يصيبه الرجل من الربا أعظم عند الله في الخطيئة من ست وثلاثين زنية يزنيها الرجل، وإن أربى الربا عرض الرجل المسلم) رواه ابن أبي الدنيا في كتاب ذم الغيبة والبيهقي وصححه الألباني
"Sesungguhnya satu dirham yang diperoleh seseorang dengan cara riba, dosanya lebih besar di sisi Allah dibanding tiga puluh enam kali perzinaan yang dilakukan oleh seseorang. Dan riba yang paling besar ialah yang berkaitan dengan kehormatan seorang muslim." (Riwayat Ibnu Abi ad-Dunya dalam kitab Zammul Ghibah, al-Baihaqy dan dishahihkan oleh al-Albany).
Dalil-dalil di atas hanyalah sebagian dari sekian banyak dalil dari al-Qur'an dan hadits yang dengan tegas mengharamkan riba dengan berbagai bentuknya. Dan berdasarkan dalil-dalil tersebutlah para ulama' mensepakati/berijma' akan keharamannya (baca Maratibul Ijma' oleh Ibnu Hazem al-Andalusi 89, al-Mughni oleh Ibnu Qudamah 6/52, Mughnil Muhtaj oleh As Syarbiny, 2/21).
Syeikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin rahimahullah berkata, "Keharaman riba telah disepakati oleh ulama, oleh karena itu barang siapa yang mengingkari keharamannya, sedangkan ia tinggal di masyarakat muslim, berarti ia telah murtad (keluar dari agama Islam), karena riba termasuk hal-hal haram yang telah jelas dan diketahui oleh setiap orang serta telah disepekati." (as-Syarhul Mumti' oleh Syeikh Muhammad bin Shaleh Al Utsaimin, 8/387).
Karena hukum dan dosa riba demikian besarnya, maka sudah semestinya atas setiap orang Islam untuk memahaminya dan mengetahui berbagai transaksi yang tergolong ke dalamnya, agar tidak tergelincir dalam perbuatan dosa besar ini. Terlebih-lebih pada zaman sekarang, dimana ambisi untuk mengeruk harta telah menguasai kebanyakan manusia, sampai-sampai sebagian mereka bersemboyan,
الحلال ما حل في اليد والحرام ما حرم منه اليد
"Yang halal adalah yang sampai ke tangan kita, dan yang haram adalah yang tidak sampai ke tangan kita.” La haula wala quwwata illa billah.
Oleh karena itu, jauh-jauh hari Khalifah Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu telah berpesan kepada kaum muslimin secara umum,
(لا يتجر في سوقنا إلا من فقه وإلا أكل الربا). ذكره ابن عبد البر بهذا اللفظ.
ورواه مالك والترمذي بلفظ: (لا يبع في سوقنا إلا من قد تفقه في الدين) حسنه الألباني
"Hendaknya tidaklah berdagang di pasar kita selain orang yang telah paham (berilmu), bila tidak, niscaya ia akan memakan riba." Ucapan beliau dengan teks demikian ini dinukilkan oleh Ibnu Abdil Bar al-Maliky.
Dan ucapan beliau ini diriwayatkan oleh Imam Malik dan Imam at-Tirmidzy dengan teks yang sedikit berbeda, "Hendaknya tidaklah berdagang di pasar kita, selain orang yang telah memiliki bekal ilmu agama." Riwayat ini dihasankan oleh al-Albany.
Hal semakna juga ditegaskan oleh Imam al-Qurthuby, "Adapun orang yang bodoh tentang hukum perniagaan,–walaupun perbuatannya tidak dihalangi- maka tidak pantas untuk diberi kepercayaan sepenuhnya dalam mengelola harta bendanya. Yang demikian ini dikarenakan ia tidak dapat membedakan perniagaan yang terlarang dari yang dibenarkan, transaksi yang halal dari yang haram. Sebagaimana ia juga dikawatirkan akan melakukan praktik riba dan transaksi haram lainnya, demikian juga halnya dengan orang kafir yang tinggal di negeri Islam." (Ahkaamul Qur'an oleh Imam al-Qurthuby al-Maaliky, 5/29).

Jumat, 03 September 2010

INTI DARI KEBENARAN AGAMA

POLEMIK KEAGAMAAN
Pada zaman sekarang terjadi suatu pertikaian antar umat manusia, tetapi kalau kita amati ternyata pertikaian tersebut, berujung kepada pertikaian agama. Sperti Israel dan Palestina, Afghanistan dan Amerika, Bosnia dan Serbia, demikian juga di Indonesia. Semakin hari semakin meningkat kekejeman yang terjadi pertumpahan darah sudah dianggap biasa. Wajar kalau Malaikat Protes terhadap Alloh mengenai manusia dijadikan khalifah di muka bumi malaikat "mengapa manusia dijadikan khalifah, padahal mereka suka menumpahkan darah" (Al-Baqoroh.)
Sebagai renungan untuk umat Islam :
Ajaran (Agama) yang benar itu dari Alloh INTINYA adalah :
1. Sejarah mengenai Adam dan Hawa
Adalah kunci kehidupan manusia yang sebenarnya, yaitu bahwa Adam dan Hawa punya rumah (tempat tinggal)di Surga, karena suatu kesalahan yang dilakukan berdua Alloh menghukumnya dan penjaranya adalah DUNIA sekali lagi DUNIA masih belum jelas DUNIAAAAAAAAAAAAA.......dunia itu tempat yang lebih rendah dari surga di kerajaan Alloh.
2. Kitab Suci
Untuk memberitahu kejadian tersebut dan jalan kembali ke kampung halaman kita (surga) Alloh menciptakan suatu berita (Kitab Suci). Kitab suci (berita itu) selalau Alloh berikan kepada makhluknya. Yang lebih hebat dari kasih sayang Alloh terhadap makhlknya adalah apabila berita itu sudah menyimpang/tidak sesuai dengan berita yang sebenarnya Alloh memberikan lagi berita kepada Nabi selanjutnya supaya manusia tidak tersesat menuju jalan kepada surga, karena ada mkhluk lain yang berusaha menyesatkan jalan menuju surga menjadi ke neraka yaitu iblis yang sudah berjanji tidak akan menurut perintah Alloh dan dihukum masuk neraka nanti, asal iblis meminta untuk mencari teman di neraka yaitu menyesatkan manusia menuju jalan ke surga.
3. Nabi-Nabi
Setiap utusan yang dipercaya oleh Alloh bertugas mengklarifikasi berita menuju surga yang sudah salah. Bahkan supaya berita itu murni kembali Alloh tidak segan-segan membinasakan makhluknya beserta ajarannya sesuai doa/keinginan dari Nabi tersebut.
Jadi seluruh Nabi itu sama saja statusnya sebagai utusan Alloh jangan membeda-bedakan mereka semua mulia yang sudah mengemban tugas mulia dari Alloh, apalagi kalau menkultuskan itu bisa sesat, beliau (para Nabi) adalah orang yang beruntung sudah dijamin masuk surga tetapi tugasnya sangat berat, kalau kita belum terjamin 100% masuk surga. Jadi kalau ada ajaran harus menguasai dunia tunduk kepada kerajaan Agama (seperti dalam ajaran Yahudi), dan menyanjung Nabi menjadi anak Tuhan, lalu ajarannya menjurus kepada kebahagiaan dan kemakmuran dunia itu bukan ajaran menuju jalan kampung halaman kita (surga)tetapi suatu penolakan terhadap ajakan Alloh untuk kembali kekampung halaman kita (Surga) dan menganggap bahwa dunia itu surganya.
3. Isi Kitab Suci
Kitab suci yang saya percayai adalah Al-Qur'an yang diturunkan Alloh melalaui Nabi Muhammad SAW. Intinya ada dalam Surat Al-Fatihah yang saya simpulkan adalah "MEMINTA TOLONG KEPADA ALLOH MENUJU JALAN KE SURGA (kampung halaman kita) DENGAN CARA IBADAH/MENGABDI KEPADA ALLOH, DAN MINTA TIDAK DISESATKAN" Hanya itu saja inti dari kitab Suci tersebut, dan pasti menjadi intisari kitab-kitab suci yang lainnya yang Alloh turunkan kepada banyak Nabi.
Tetapi yang perlu kita pelajari dan amalkan secara banyak adalah tata cara ibadah itu sendiri. Beberapa isi dari Al-Qur'an mengenai ibadah adalah :
- Mengimani/mempercayai adanya Alloh, Malaikat, Kitab Suci, hari Kiamat, qodo dan qodar dari Alloh.
- Mengenai menyembah Alloh, seperti Sholat, Zakat/shodaqoh, Puasa dan Naik Haji
- Mengenai Akhlaq berbuat baik kepada manusia, alam beserta isinya dll.
- Menjauhi larangan-larangan Alloh, seperti membunuh, menjelekkkan sesama, memakan/meminum yang dharamkan oleh Alloh, dll.
Kalau manusia sudah bisa menjalankan intisari di atas maka akan diberi gelar Orang TAQWA.
4. Sholat adalah suatu tata cara menyembah Alloh, saya yakin tata caranya sama dengan agama samawi yang sebelumnya. Bisa dibuktikan bahwa pada saat Nabi Muhammad SAW Mi'raj diberikan tugas untuk menjalankan sholat, dan Nabi yang lain di Alam Alloh juga ikut membantu mengurangi jumlah waktu menjalankan sholat sampai pada titik terendah yaitu 5 waktu. Tidak ada pembahasan dalam qur,an dan Hadits mengenai perdebatan mengenai tata cara gerkan sholat antara Nabi Muhammad dengan Nabi yang lainnya pada saat itu, justru Nabi yang lain membantu nabi Muhammad SAW untuk meminta keringanan. Dengan demikian gerakan sholat dari zaman Nabi Adam sampai Nabi Muhammad SAW sama.
5. Konsep Al-Qur'an diatas berhubungan dengan agama-agama yang ada di dunia ini sebagai agama-agama yang teranulir. Contoh secara rasio manusia bahkan konsep dalam Al-Qur'an Agama Yahudi dengan adanya Nabi Muhammad sudah jelas mereka sudah dianggap kitab suci yang sudah tidak murni lagi beritanya dari Alloh demikian juga Nashrani, bahkan Agama-agama samawi lain yang sudah tidak ada peniggalan ajaran dan kitab sucinya karena dimusnahkan Alloh atau musnah sendiri. Demikian juga agama yang tidak ada hubungannya dengan kenabian dalam Islam seperti agama berasal dari India, dari Cina, dari Jepang itu tidak masuk peta sejarah dunia dan sejarah asal usul manusia yang susah untuk diterima rasio. Pandangan saya itu adalah sebuah dongeng ciptaan manusia (khayalan pengarangnya) yang dikultuskan lama kelamaan menjadi sebuah agama
6. Konsep Ajaran Agama :
-Islam mempunyai konsep yang lebih baru, sehingga pemberitaan dari Alloh mungkin masih benar 100% karena karena umurnya lebih dekat.
- Yahudi dan Nashrani itu sudah berumur lama yang riskan banyaknya perubahan dan kemungkinan tidak sesuai dengan pemberitaan yang benar menurut Alloh.
- Agama non samawi sangat kabur dari segi status Zat Tuhan, dengan istilah banyak dewa. berarti tidak punya Tuhan karena tidak ada Zat Utama.
7. Sikap Islam terhadap non Islam
-Muslim/Muslimah harus bersyukur dan meningkatkan ibadah kepada Alloh yang masih mendapatkan berita dari Alloh yang lebih banyak kebenarannya. Agama lain juga banyak kebenarannya, tetapi kebenaran dari Alloh mungkin persentasinya sudah sedikit dan itu tidak sah menjadi suatu Kitab suci dan ajarannya tidak benar untuk menyembah Alloh SWT.
-Muslimin/Muslimah harus merasa kasihan kepada umat agama non Islam, karena sudah digambarkan mereka adalah manusia yang keras kepala, keras hati dan terjerat godaan iblis untuk menemani mereka di neraka (menurut konsep Islam).
-Muslimin/muslimah tidak boleh menganiaya non Islam karena mereka sudah teraniaya oleh ajarannya sendiri, buktinya banyak orang Islam yang dianiaya, dicacimaki, Nabi Muhammad di hina-hina, Al-Qur'an mau dibakar di isukan berita bohong. Sangatlah salah besar kalau ada ajaran Islam dengan kekerasan Islam dengan teroris. Itu bukan dari Al-Qur'an.
8.Konsep beragama yang baik
Konsepnya sederhana yaitu meniru "SUNNAH ROSUL", salah satu contoh :
-Jujur sebelum ada Islam beliau sudah diakui oleh sesama manusia sebagai al-amin
-Menerima tugas berat contohnya jadi Nabi dengan kondisi hidup yang sederhana
-Menjalankan ibadah walau sudah mendapat gelar "di jamin 100% ahli surga" dan tidak sombong
-Menginvestasikan dunia untuk akherat walau sampai habis, contoh mensodaqohkan makanan yang akan disuapkan ke mulutnya. Saking tidak menyia-nyiakan ibadah sekecil apapun.
-Nabi tidak meyerang orang lain yang mau menyerang tanpa introspeksi diri kalau kekuatnnya belum cukup, contoh memilih hijrah ketimbang melawan, lalu membuat kekuatan untuk maaf..... bukan menyerang, tetapi mengislamkan orang kafir, kalau meraka kalah tanpa perang Islam tidak boleh membantai, apalagi membantai sembunyi-sembunyi. Seperti pengebomam bunuh diri terhadap kafir yang tidak memerangi secara dzohir meurut pandangan syari'at Islam.
-Berakhlaq baik kepada muslim, kafir bahkan musuh yang selalau menganiaya dirinya.
FENOMENA YANG SEKARANG TERJADI
-Kejadian Agama selaian Islam
Agama selain Islam contohnya Yahudi, itu adalah sebuah perjalanan agama secara rasional mereka masih menganut dan menjalankan ajarannya tetapi kejahatan mereka lakukan terhadap sesama manusia terutama orang diluar agamanya, hal itu terjadi karena berita kebenaran dari Alloh terutama larangan berbuat aniaya sudah tidak ada dalam ajarannya/hilang karena usia agama yang terlalu lama.
- Kejadian Agama Islam
Agama Islam akan sama perjalannya seperti Agama samawai lainnya, kitab suci banyak penyimpangan, keharaman akan hilang, tumbuh jiwa keduniaan ketimbang kepada KeTuhanan, tata cara Ibadah juga akan hilang yang ada tinggal baca qur'an saja, atau ibadah hanya mnyanyikan Qur'an saja.
CONTOH-CONTOH IBADAH AGAMA SAMAWAI YANG BERUBAH:
Agama Smawi itu banyak tetapi yang tersisa ada sedikit, seperti Yahudi, Nashrani yang lainnya ajaran dan umatnya sudah musnah yang dikenang hanya para Nabinya saja.
Kita telaah Agama samawi Yahudi dan Nashrani :
Kedua agama tersebut adalah Agama Alloh SWT, tetapi ajarannya sudah menyimpang. tetapi Alloh mengembalikan berita berupa Kitab SuciNya ke semula cuma Nabi, daerah dan waktunya berbeda.
Hasil dari perubahan dan penyimpangan ajarannya diantaranya:
-Ibadah kebanyakan hanya melantunkan kitab suci
-tatacara ibadah yang lain sperti sholat dalam yahudi ada bekasnya yaitu membungkuk, jongkok, bahkan ada yang ditambah dengan sujud, kenapa seperti demikian karena manusia dulu sama seperti sholat sekarang, juga yang ibadahnya khusu habis terkikis oleh generasi yang ibadahnya asal-asalan sehingga gerakanya semakin lama-semakin cepat karena tergesa-gesa dan lalai, bukan ibadah dengan baik tetapi yang penting sudah menjalankan.
-Perjalanan tersebut akan sama dengan Islam sampai kiamat, orang mengerjakan sholat akan tergesa-gesa sehingga gerakan sholatnya akan seperti yahudi bahkan sholat juga akan hilang karena orang malas sholat dan ibadahnya akan seperti nashrani yaitu datang ke mesjid menyanyikan Al-Qur,an dan mendengarkan ceramah, hanya cukup mengakui agama dengan menyimpan simbol-simbol keagamaan di rumah atau di badan.
-Kalau Islam seperti itu berarti Islam (berita dari Alloh) sudah musnah dan tunggulah penutpan kehidupan dunia (KIAMAT).karena Al-Qur'an menyetakan agama terakhir yang di turunkan Alloh SWT adalah Agama Nabi Muhammad SAW (Islam).
-Kekuatan ajaran Agama bersumber dari Keluarga, apabila Suami dan Istri mempunyai Ilmu Agama 100% harus di berikan kepada keturunanya 100% terus hingga keketurunan sampai level bawah.
-Kehancuran Agama juga bersumber dari keluarga, apabila Suami dan Istri mempunyai Ilmu Agama 100% diberikan kepada keturunannya 90% bahkan kurang maka akan turun kembali ke keturunan selanjutnya hingga 0%
- Hilangnya agama juga bersumber dari keluarga, apabila Suami dan Istri tidak mempunyai bahkan tidak tahu agama sama sekali akan melahirkan keturunan yang tidak akan di didik ilmu agama, sehingga kemaksiatan dan kejahatan akan dianggap biasa dan ukuran/batasan kehidupan antar manusia adalah pandangan hati dan otak manusia yang dikemas dengan istilah Hak Asasi Manusia.
AJAKAN :
Selagi Berita dari Alloh (Qur'an) masih baru/murni sebagai agama terakhir, belajarlah mengaji secara maksimal lalu amalkan dengan baik, kemudian sebarkan kepada anak cucu dan tetangga, insya alloh Islam akan kuat, kalaupun kita dibantai oleh orang kafir kita harus tetap memegang ajaran Islam dan kita akan masuk surga.
Ibadah dengan memenuhi syarat dan rukun, menjaga kesucian baik yang dimakan dan dipakai, karena keharaman pada jiwa raga kita akan menghalangi diterimanya ibadah kita oleh Alloh SWT. Alloh SWT tidak akan menerima ibadah seseorang dari hasil yang diharamkan Alloh SWT. Secara otomatis dari keharaman dan ibadah kita yang ditolak Alloh akan merubah akhlaq kita menjadi rusak dan merusak lingkungan dan sosial.
Keharaman yang terjadi dari masa dahulu sampai sekarang :
- Makanan yang duah subhat percampuran antara haram dan haram seperti daging babi yang dicampurkan kemakanan berupa minyak babi.
- Minuman banyak bercampurnya arak yang di istilahkan dengan alkohol
- Mabuk baik itu minuman maupun obat-obatan (narkoba) merusak akal supaya kita menjalankan ibadah kita ngawur.
- Riba yang dianggap maslahat yang disamarkan dengan istilah BUNGA, padahal ajaran zionis adalah mengeruk harta umat selain yahudi dengan cara menjerat hutang dan akan terkuras harta peminjam dengan bunga yang memberatkan. Sehingga menjadi tonggak perkembangan bank di dunia berasal dari program zionis Yahudi. Dan itu sukses besar.
-Jika kita Diberi rizki yang sedikit oleh Alloh tetapi tenang hidup untuk ibadah, itu sudah cukup
-Apalagi di beri rizki yang lebih harus kuat memegang keimanan karena rizki yang melimpah adalah cobaan dari Alloh dan bisa dijadikan alat oleh iblis untuk mnyesatkan manusia
-Mari kita saling mendo'akan agar kita senantiasa dalam jalan kebenaran dari Alloh SWT dan kuat dari godaan yang menyesatkan ke neraka, dan berharap di berikan jalan yang mulus tanpa halang rintang sedikitpun dan ridhlo dari Alloh SWT menuju jalan ke kampung halaman kita di surga kelak. Amiiin